Akhir-akhir ini kita menyaksikan adanya gerakan
spektakuler dilakoni oleh jutaan para pemuda Indonesia yang telah sadar tentang
bahaya organisasi JIL (Jaringan Islam Liberal), mereka menamai gerakan itu
dengan sebutan kreatif: INDONESIA TANPA JIL (Indonesia Tanpa Jaringan Islam
Liberal).
Sekilas, gerakan ini memang baik, tetapi kita
melihat bahwa dari “namanya” seakan-akan berwujud sebagai upaya reaktif
defensif terhadap para pembusuk agama (baca: JIL). Tampak dari nama gerakannya
seolah-olah ITJ (Indonesia Tanpa JIL) berciri sebagai gerakan bertahan dan aksi
menolak. Gerakan defensif umumnya adalah gerakan pemborosan jika tidak dimaknai
secara prinsip karena ia tidak mampu menyerang dan melumpuhkan.
Para aktivis
gerakan ITJ sebaiknya memahami secara fundamental bahwa apa sebenarnya yang
menjadi visi keberadaan gerakan Indonesia Tanpa JIL. Jangan sampai bergabung
sekian lama dengan ITJ dan atau ramai-ramai mendukung ITJ hanya sebatas
penolakan kuat terhadap ITJ. Hasilnya sampai di sana saja yaitu membuahkan
kesmpulan MENOLAK!
Energi para aktivis dakwah (hampir) banyak
terkuras dalam gerakan ITJ ini. Waspadalah, jika disibukkan berjuang untuk
bertahan maka kapan lagi berjuang untuk menyerang dan menang? Hari peperangan itu
semakin dekat, jangan sampai tertipu oleh JIL itu sendiri. JIL adalah
sekumpulan manusia busuk yang dengan sengaja dilahirkan sebagai ujian iman bagi
pencinta kesucian Islam. Gerakan “Indonesia Tanpa JIL” memiliki tujuan yang
tidak sekadar “TanpaJIL”. Sebab secara maknawi, “Tanpa” hanya bermaksud
meniadakan dan setelah itu kosong. Jangan biarkan kosong! Jangan biarkan
kosong! Jangan biarkan kosong!
Jika kita hari ini menolak gerakan ITJ dan
menyebut gerakan baru ini dengan sebutan: INDONESIA TANPA ITJ (ITI) maka ini
juga pemborosan dan akan melahirkan kebencian baru jika tidak dimaknai secara
benar dan lurus dengan hati yang bersih. Selamat berpikir!!! :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar