“Ana sedang sedih, stresss, lagi bete, semua pergi, PULKAM! Akhi, tolong ana, Rahmat, Sobat setiaku! Apa kabar akh? Bls, penting”
Sekilas lucu. Akan tetapi bila dirunut kedalaman makna tersiratnya, bisa-bisa menggetarkan batin kita. Atau boleh jadi memancing butir kecil hangat keluar membasahi wajah. Berasal dari sumber mata air perasaan yang terdalam. Kalimat ‘terkutip dua’ di atas adalah bunyi SMS dari ponsel jhd kepada salah seorang sahabat, Rahmat Firdaus. Menyatakan kebingungan yang bermakna, mencurahkan cemas gelisah batin yang membara… ibarat kobaran api yang memerah.
Liburan ‘Idul Adha tahun ini sangat menorehkan duka kecil baik di dada maupun punggung batinku. Pukulan halus menyentuh dinding-dinding kalbuku. Entah apa yang kurasakan, aku pun bingung sendiri. Intinya, sang ‘aku’ merasa kehilangan. Mereka, sahabat2 dakwahku sebagian besar meninggalkan
Hanya aku, kesendirian menyapa.
Eh… ada Al Qur’an penawar rinduku, aku rindu pada-Mu ya Allah. Kerinduan pada Allah adalah seutama-utamanya kerinduan. Ia mampu mengalahkan kerinduan horizontal yang menggelegak dalam diri seorang insan… dan teori ini pun hanya berlaku aplikatif terhadap jiwa-jiwa yang tenang… Jiwa-jiwa yang tak terganggu oleh hiruk-pikuk dunia. Tenang bertafakkur memikir alam jiwa dan fisik. Mendengarkan firman-firman Rabbnya yang terbisikkan indah melalui lidah-lidah para qari’ yang fasih. Murattal Al Qur’an, menjadi penawar sepi kali ini…
Terus terang, ada juga rasa rindu horizontal yang lahir dari diriku. Merindukan mujahid-mujahid kampus dengan semangat berapi. Insya Allah, ini bukan kerinduan yang mengandung kedurhakaan. Aku merindui jiwa-jiwa itu karena terikat dalam nama Allah. Itulah ide ceritaku saat ini.
Di balik kesunyian ini, rupanya ada beribu pelajaran yang kudapati. Kesendirian ini menjadi guru terbaik untuk mentarbiyah seorang jhd untuk hidup sendiri tanpa keberadaan ikhwan mujahid di kiri kanannya. Terbayang, seperti yang aku katakan pada akh Rahmat, kesepianku ini ibaratnya aku sedang melanjutkan studi Master Science-ku ke
(Curahan Hati Seorang JHD, Dr. Jul Hasratman Daeli, M.Sc, insya Allah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar