Wahai istriku, tugasmu adalah mendampingi kehidupanku. Melengkapi sisi
yang kurang dari diriku. Mengingatkanku di saat khilafku. Maka tak perlulah
rasanya harus khawatir jika tak mampu dengan cepat menebak teka-teki kehidupanku.
Tak usahlah kiranya engkau terlalu berupaya keras mencoba memahami segala
kemauanku yang kadang tak terhitung, Nai... (Nai, begitulah aku memanggilmu
duhai istriku, kadang-kadang saja untuk saat tertentu. Walaupun engkau masih
kurang suka dengan panggilan itu, hehe tak apa, akan aku coba lagi).
Istriku tercinta, agar kita dapat diizinkan Allah ke surga bareng atas
rahmat-Nya, maka marilah kita saling mengingatkan. Mari kuatkan aqidah dan
tetap berjihad dengan harta dan jiwa kita. Inilah kunci surga yang Allah
beritahukan kepada kita melalui firman-Nya dari Al Qur'an Surat Ash-Shaf :
1. Kuatkan aqidah, kokohkan pemaknaan syahadatain, implementasinya
dan bukan hanya sekadar teks hafalan-hafalannya.
2. Kokohkan diri berjihad di jalan Allah dengan mempertaruhkan apa saja
yang kita miliki baik berupa non-nyawa (amwal) maupun bertaruh
nyawa (anfus) untuk kepentingan memperjuangkan agama Allah.
Itulah dua kunci surga yang telah Allah sampaikan kepada kita.
Percayalah Nai, insyaallah kita bisa ke surga Allah, bareng-bareng atas
izin-Nya.
Nai, istriku. Dunia ini bukanlah kediaman kita. Cuma singgah. Paling
sekitar 30 atau 40 tahun lagi dunia ini akan kita tinggalkan atau bahkan
mungkin tidak lama lagi. Maka dua kunci surga di atas mestilah kita jaga ya
Nai. Bagaimanapun parah menderitanya kita di dunia ini, tetapi dengan istiqamah
dengan dua kunci surga tadi maka mudah-mudahan Allah anugerahkan kita kebaikan
di akhirat kelak.
Nai, hizbudda'wah adalah kendaraan kita. Berjamaah adalah keniscayaan agar
cita-cita kita mudah tercapai. Kendaraan akan kita fungsikan sedemikian rupa agar kita cepat
sampai, efektif dan efisien. Maka tak usah ragu, kita harus tetap
bersungguh-sungguh berada di atas kendaraan yang telah kita pilih ini hingga mencapai tujuan. Tujuan kita
adalah bertemu Allah. Kita bareng-bareng menemui-Nya di saat kaki kita telah
memasuki surga-Nya nan indah tiada tara. Kita bahagia tiada banding. Kita
bareng di sana ya, Istriku! Mau ya? Maka mencapainya haruslah dengan kerja sama optimal yang kita lakukan antara kita berdua.
Ingatkan aku ya Nai ketika mungkin nanti lupa. Ingatkan suamimu ini, Udo JHD alias
Your Dodo, yang bagiku itulah panggilan berbalut canda darimu. Ya, tak apalah,
suka hatimulah, sayang.
Ingatkan aku jika suatu saat lupa akan tulisan ini. Sebab aku hanyalah manusia biasa yang bukan Nabi, bukan Sahabat Nabi, dan aku bukan pula Tabi’in. Udo juga bukan Ulama, bukan pula seorang yang teramat yakin bahwa diri Udo ini adalah si shalih, sangat tidak yakin Nai. Udo hanyalah manusia biasa, yang kadang khilaf berdosa. Suatu saat nanti boleh jadi lupa akan tulisan ini akibat dunia yang terlalu hebat menggodaku. Maka ingatkanlah diriku. Demikian juga aku, insyaallah akan senantiasa di sisimu, mengingatkanmu tentang hal ini.
Ingatkan aku jika suatu saat lupa akan tulisan ini. Sebab aku hanyalah manusia biasa yang bukan Nabi, bukan Sahabat Nabi, dan aku bukan pula Tabi’in. Udo juga bukan Ulama, bukan pula seorang yang teramat yakin bahwa diri Udo ini adalah si shalih, sangat tidak yakin Nai. Udo hanyalah manusia biasa, yang kadang khilaf berdosa. Suatu saat nanti boleh jadi lupa akan tulisan ini akibat dunia yang terlalu hebat menggodaku. Maka ingatkanlah diriku. Demikian juga aku, insyaallah akan senantiasa di sisimu, mengingatkanmu tentang hal ini.
Jumat, 13 Mei 2016.
Tertanda, Udomu.
Hamba Allah yang sangat berharap diampuni-Nya.
(Ditulis di dalam Whatsapp dan disempurnakan kembali rangkaian
kalimatnya di dalam Blog)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar