Sahabat pembaca yang budiman, kaderisasi adalah ruh lembaga. Begitu, sejauh aku memahami (seperti yang pernah dikatakan Muhammad Faisal sekitar setahun yang lalu, ketua umum FSI FMIPA UNAND, saat itu aku masih beramal di departemen kaderisasi lembaga dakwah itu). Ruh lembaga! Lembaga tanpa ruh akan bernilai nihil. Ibarat mayat yang siap untuk dikuburkan. Bayangkan, bila sebuah lembaga dakwah kampus membiarkan aspek kaderisasi ‘acak-acakan’ saat ini, maka lihatlah beberapa tahun kemudian... mahasiswa angkatan beberapa tahun kemudian, pasti ada yang berubah!
Wahai saudaraku yang semangat. Kita harus berikhtiar sebelum terlambat. Bagi kita yang sedang diamanahkan di wajihah kaderisasi, berbuatlah maksimal. Lakukan kreativitas-kreativitas terpuji untuk sebuah hasil yang maksimal. Tentu saja, semua itu harus dalam koridor yang syar’i dan manhaji. Salah satu inti amal kaderisasi, penting untuk di’eksplor’ lebih jauh oleh para kaderisator adalah aspek PERHATIAN. Perhatian adalah kunci dan inti dari amal kaderisasi yang kita bangun. Dengan perhatian, insyaAllah, segalanya akan menjadi lebih baik. Beberapa yang perlu diperhatikan antara lain : subjek dan objek kaderisasi, sarana (wasa’il), serta orientasi jangka pendek dan panjang dari sarana itu. Semuanya diiringi dengan SWOT analysis yang ‘up to date’
Ada jawaban akhir untuk semua ikhtiar itu. Saudaraku, ikhtiar yang diiringi dengan tawakkal adalah sebuah perjuangan yang spektakuler. Semuanya terasa indah dengan berjamaah. Berjama’ah adalah keindahan dan ketentraman. Tapi perlu diingat, kita adalah jama’ah manusia, bukan jama’ah malaikat. Itulah kalimat kunci, yang mungkin mengakhiri penjelasan ana tentang ‘masalah ini dan itu, kaderisasi’. Memang, jauh dari yang diinginkan, namun cukup dulu ya... Sampai jumpa di lain waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar