SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Sabtu, 12 Januari 2008

Hidup Itu Pengorbanan

Hidup itu pengorbanan. Kadang kita tak berpikir seperti ini. Korban itu, tak jauh dan tak bukan melainkan diri kita sendiri terkorban. Hidup ibarat drama yang melibatkan diri kita dengan sengaja. Kita ibarat objek eksperimen, kadang berujung dengan hasil eksperimen yang lumayan baik, kadang juga sebaliknya.

Hidup adalah pengorbanan. Beginilah kami memandang hakikat keberadaan hidup. Objek eksperimen, pertanda bahwa memang kita yang terkorbankan. Korban waktu. Masa-masa yang terlewatkan. Terlewatkan mengisi sisa umur kita. Hidup adalah pengorbanan, karena pengorbanan adalah bumbu perjuangan. Tanpa berkorban, perjuangan terasa hambar dari nilai-nilai juang.

Wahai diri, ingatlah selalu bahwa diri adalah korban. Korban keramaian hidup yang sering menjebak. Mari sadar sebelum terlambat. Lalai, terbuai, itulah yang membuat kita jarang berpikir, merenung sesaat. Sementara waktu terus berjalan. Detak pengorbanan, sadar atau tidak sadar akan terus menyisakan sesuatu penyesalan di akhir kelak. Korban, wahai jiwa-jiwa yang terkorban. Terlahir ke dunia untuk dikorbankan. Karena begitulah hidup, ia adalah perjuangan. Perjuangan memerlukan pengorbanan. Pengorbanan? Ya! Berarti kita terkorbankan…

Hidup ibarat lintasan pengembaraan. Pengembaraan inilah yang membuat kita harus berkorban. Berkorban bukan berarti menyakitkan. Berkorban itu memberi, melepas apa yang kita miliki untuk sesuatu yang terbutuhkan adanya. Dalam mengembara tentu ada rambu yang perlu dilihat kiri kanan. Agar kita tak sesat, atau agar perjalanan kita sesuai dengan yang diharapkan. Selebihnya, agar harapn yang kita petakan melalu pengorbanan tidak menuai penyesalan.

Wahai diri, sudahkah diri mengetahui hakikat hidup untuk berkorban? Jika belum, merenunglah sejenak. Jika sudah, maka tiada sesaatpun istirahatmu kecuali berkorban. Berkorban demi perjuangan. Perjuangan memberhasilkan hidup.

Tidak ada komentar:

8 Tulisan Populer Pekan Ini