SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Selasa, 15 Januari 2008

AS? OH... NO!!!

AS = Amerika Serikat? Oh tidak! Mungkin terjemahan inilah yang pertama terlintas dalam benak sahabat pembaca. Silakan saja berpikir demikian. Itu... pikiran alternatif utama bagi yang mendukung gagasan “Amerika Serikat, TIDAK! Tolak! Tolak! Tidak! Amerika Serikat sebuah negara dan bangsa yang telah terkenal dengan keperkasaannya dalam hegemoni dunia. Dalam misi ‘sejati’ nya itu, tak jarang konflik berkecambah di sana sini, tumbuh subur, menjulang tinggi hingga menghasilkan buah-buah dendam. Buah itu pun telah siap memiliki biji. Kelak, akan siap ditumbuhkan kembali menjadi tumbuhan dendam. Berlapis turunan sepakat, dendam abadi untuk AS, sang teroris sejati. Sumber konflik dunia abad ini. Jika tak sepakat dengan ide-ide atau gagasan yang baru saja terlewatkan ini maka boleh saja sahabat pembaca berdiam diri, tak perlu berkoment-ria. Namun, ada pesan dari penulis : “Jangan beranjak dari laman ini.., karena saat ini kita juga tak membahas tentang kekejaman Amerika Serikat.”

Dalam sempat yang hadir bersama kami kali ini, ada maksud untuk menyampaikan suatu ide yang bersumber dari tadabbur kami yang panjang terhadap Kitabullah, tersirat ataupun tersurat dalam Al Qur’an. Islam menyebutkan musuh-musuhnya dengan nama auliya’u asysyaithan, kami singkat dengan AS seperti yang terpasang di dalam judul tulisan ini. Sebagaimana sunnatullah berjalan melintasi orbit ketetapan Allah, segala sesuatunya tercipta berpasang-pasangan. Ada auliya’u asysyaithan, tentu ada lawannya, auliya’u Allah.

Kami bermaksud mengurai detail tentang auliya’u, lebih kerennya al auliya’. Banyak terminologi khusus untuk kata yang satu ini. Saat ini, kami tak perlu tenggelam dalam kerumitan mengurai defenisinya. Sederhana, ia boleh diterjemahkan sebagai pemimpin, kekasih, atau sesuatu yang disayangi. Ada ayat Allah yang terdapat dalam Q.S. Al A’raf (7), akhir ayat 27. “...sungguh kami jadikan setan itu sebagai auliya’ bagi orang-orang yang tak beriman”. Beberapa versi penerjemahan telah kami telusuri untuk kata yang terdapat dalam ayat tersebut. Kata yang lebih tepat untuk mewakili auliya’ yakni pemimpin. Sementara dalam Q.S. Yunus (10) ayat 62 dan 63, dikatakan bahwa “Ingatlah auliya Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati. (yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertaqwa.” Sejauh kami menimbang, kata yang tepat untuk menggantikan auliya’ dalam ayat itu adalah kekasih. Sebenarnya, penerjemahan suatu kata boleh saja berbeda tergantung konteks kalimatnya.

Bertitik tolak dari ayat yang pertama. Sebuah pemikiran yang bersumber dari ilham terdalam, telah menggandrungi kalbu kami. Setan adalah pemimpin orang yang tak beriman. Topik telah hadir bersama dengan kalimat yang baru saja berlalu. Setan adalah pemimpin bagi orang yang tak beriman. Orang yang tak beriman tak berbeda jauh dengan karakter setan. Mereka tidak mempercayai ayat-ayat Allah. Pantaslah mereka menunjuk pemimpin terbaik di antara mereka yakni setan! Setan adalah auliya’ mereka. Dalam waktu yang bersamaan mereka adalah auliya’ setan juga, AS! Bagi kita yang beriman, mari menyingkirkan setan dalam hidup kita. Berulang Allah SWT memperingatkan pada kita sejak zaman nabi Adam alaihi assalam bahwa setan adalah musuh nyata bagi manusia...

Masih bersama dengan topik utama. Setan adalah pemimpin orang yang tak beriman. Ini adalah pelajaran agung untuk kita. Pemimpin mencerminkan yang dipimpin. Pemimpin yang berkualitas pasti akan memimpin komunitas orang-orang yang berkualitas pula. Demikian logika terbaliknya, komunitas orang-orang yang berkualitas akan memilih pemimpin yang berkualitas. Ini adalah ketetapan yang bersumber dari ayat-ayat Allah. Menilai kualitas sebuah lembaga, daerah, atau negara sangat mudah diamati dengan tepat, caranya lihat saja pemimpinnya.

Demikianlah kami berpikir. Semoga hidayah Allah terus mengalir mendampingi irama gerak dan alunan indah fikrah kami. Mengikuti syariat Allah yang mulia, teragunng sepanjang zaman. Walhamdulillaahi Rabbil ‘Aalamiin...

(Ditulis di dekat pinggiran pantai Bung Hatta Padang, Selasa 15 Januari 2008)


Tidak ada komentar:

8 Tulisan Populer Pekan Ini