Saya cenderung tidak sepakat dengan beberapa
orang aktivis dakwah yang mengharamkan dirinya terlibat di dalam
kegiatan-kegiatan syiar seperti maulid. Alasan utama mereka adalah karena acara
maulid tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Segala sesuatu amalan yang
tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW disebut dengan bid’ah. ya, itu
benar, tetapi bukan berarti konsep pemikiran tentang bid’ah hanya dapat
ditafsirkan oleh ulama tertentu saja. Ulama yang mengatakan dirinya paling
murni di dalam memegang sunnah Rasulullah. Na’udzubillah.
Maulid Nabi Muhammad SAW adalah salah satu
kegiatan yang dilakukan untuk mengenang kembali tanggal kelahiran sang Nabi dalam
catatan kalender Hijriyah. Kegiatan yang dilakukan berwujud sebagai suatu
peringatan khusus kepada umat agar “KEMBALI” mencintai Nabi dan risalah yang
dibawanya. Pada umumnya, maulid yang saya kenal adalah kegiatan selama beberapa
jam yang meliputi: pembukaan, tilawah Al-Qur’an, dan penyampaian ceramah dari
salah seorang ustadz, kemudian ditutup dengan doa (bila memungkinkan ada jeda
berupa makan dan minum).
Ciri khas masyarakat Indonesia adalah
masyarakat yang sangat menyenangi momentum. Lihat saja kalender nasionalnya,
hampir setiap tanggal selalu ada momentum khusus yang mengingatkan warga
tentang suatu kisah atau cerita di masa lalu. Ambil saja contoh seperti hari
kartini, hari pendidikan nasional, hari ulang tahun kemerdekaan RI, hari sumpah
pemuda, hari kesaktian pancasila, hari kebangkitan nasional, dan lain-lain.
Momentum-momentum yang dikaitkan dengan tanggal cukup ampuh di dalam mempengaruhi
pikiran dan jiwa masyarakat. Itulah sebabnya, kita tidak perlu antipati dengan
momentum lain yang lebih relijius ketimbang peringatan-peringatan umum seperti
yang saya sebutkan tadi. Manfaatkan karakter masyarakat sebagai dasar
konseptual untuk berdakwah.
Allah sangat menyenangi bila hamba-Nya bergerak
untuk meninggikan agama Islam, salah satunya dengan mengagungkan syiar agama.
Peringatan maulid adalah salah satu model syiar berbasis momentum yang sangat
efektif dalam membangkitkan perasaan cinta umat kepada Nabinya. Setidaknya
sebagai ajang untuk kembali ke masjid mengenang Nabi Muhammad SAW dan atau sekadar
bersilaturrahim sesama umat Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, model syiar
maulid adalah salah satu model yang perlu dilestarikan tetapi dengan catatan:
1. Menghindari anggapan bahwa peringatan maulid
sama dengan ibadah musiman di dalam Islam seperti hanya shaum Ramadhan, shalat
Id, dan ibadah lain yang sudah diatur ketat di dalam syariat. Jangan disamakan,
sebab peringatan maulid hanyalah modl syiar terkini yang tidak diatur di dalam
Al Qur’an dan Hadits.
2. Lebih menekankan kepada konsep peringatan
ketimbang perayaan, karena keduanya berbeda secara makna filosofis. Peringatan
bermakna substansif yang melibatkan pikiran dan perasaan, sementara perayaan lebih
cenderung bermana basa-basi relijius dan ada kesan ikut-ikutan dengan kegiatan
lain di luar Islam.
3. Tidak melakukan kegiatan yang menyimpang
dari syariat seperti melakukan ritual yang berbau syirik, tahayul, bid’ah, dan
khurafat di dalam agenda maulid. Jangan sampai acara peringatan maulid
terkotori dengan tindakan sesat, ibadah yang menyimpang dari tata cara Islam
itu sendiri.
4. Pada setiap peringatan maulid, harus ada
upaya pencerdasan tentang makna kontekstual peringatan maulid itu sendiri dan
juga doktrinasi tentang pentingnya meneruskan perjuangan Rasulullah dalam
menegakkan agama. Jangan difokuskan kepada agenda “lucu-lucu”, terutama bila
ustadz penceramahnya berkarakter humoris.
Empat catatan saya tentang peringatan maulid,
insyaAllah, akan membantu upaya kita semua dalam menafsirkan peringatan maulid yang
hakiki, sebagai suatu acara relijius yang jauh dari makna bid’ah, melainkan
sebagai model syiar yang memanfaatkan karakter masyarakat senang momentum. Jika
masih disebut bid’ah, maka biarlah kami beramal di sini dan kalian beramal di
sana. Bagi kalian amal kalian dan bagi kami amal kami. Kelak Allah yang akan
menjadi hakim yang seadil-adilnya. Allahu A’lam.
Ringkasan pemikiran sederhana salah
seorang muslim awam yang diamanahkan sebagai salah seorang panitia acara Peringatan
Maulid Nabi Muhammad SAW 1434 H (2013 M), Masjid Al Jihad PT. Lontar Papyrus
Pulp and Paper Industry – PT. Wirakarya Sakti, Komp. Sinar Mas Group Tebing
Tinggi, Tanjab Barat, Jambi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar