Suatu percakapan di
akhirat kelak [Mengapa engkau tak mau belajar Al Qur'an dan mengamalkannya?] [Oh, bukan Kami tak mau, tapi kami tak pandai
membacanya, tidak ada Guru yang mengajari kami Al Qur’an]. Lalu dipanggillah para guru [Benarkah
demikian?] [Tidak. Kami dahulu sudah berupaya agar mereka mau belajar, mempromosikan kegiatan pembelajaran Al
Qur’an di tengah-tengah umat, mustahil jika mereka tidak mengetahuinya, kami
pernah menempel pamflet di dinding masjid, UNDANGAN DAURAH AL QUR'AN].
Wahai para sahabat pembaca, siapapun kita di dunia ini akan
dimintai pertanggung jawaban
tentang segala kelebihan yang kita miliki, apapun itu!
Jika ada sedikit ilmu, kefasihan, dan keterampilan melisankan
Al Qur'an, kelak akan dimintai juga
kepada siapa saja kelebihan itu didistribusikan. Setiap aktivitas dakwah yang kita lakukan di dunia harus diniatkan sebagai "pelepas-diri" di akhirat
ketika dimintai pertanggung jawaban oleh Yang maha kuasa. Pelepas diri itu salah satunya
adalah adanya kesediaan BERBAGI ilmu dan keterampilan berQur'an (misal:
daurah/pelatihan).
Hendaknya ini juga diniatkan untuk mencari keridhaan
Allah.
Prinsip 'ekonomi' di dalam Islam adalah "dengan semakin banyak memberi maka semakin banyak memperoleh". Demikian juga bila itu berbentuk ilmu dan
keterampilan. Semakin sering
'menularkan' semangat berqur'an maka sebenarnya itu akan kembali meneguhkan,
meningkatkan semangat diri sendiri terhadap Al Qur’an.
Sampaikan sebanyak mungkin, insyaAllah semuanya akan berpulang pada diri. Mengajar
Al Qur’an adalah salah satu upaya serius untuk belajar Al Qur’an, selain itu
juga mengajar Al Qur’an adalah cara agar di akhirat kelak kita bisa berlepas
diri dari pertanyaan seperti pada awal tulisan di atas.
Penutup tulisan singkat ini, mari bersihkan hati
untuk menggapai ridha-Nya semata. Tidak ada lagi yang
kita cari selain keridhaan Allah atas hidup kita yang cuma sebentar di dunia ini, ya, cuma
sebentar. Akhirat adalah kampung kita yang sebenarnya, jangan sampai lupa. Maka
berbekallah dengan taqwa. Taqwa adalah sebenar-benar bekal dan satu-satunya kunci
taqwa hanyalah Al-Qur’an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar