Energi
semakin hari semakin langka. Kelangkaan itu berimplikasi pada kenaikan harga.
Mahalnya energi juga akan berdampak pada kenaikan harga-harga lain. Hidup
semakin susah, semakin serba mahal. Jika kita boros energi itu artinya kita
semakin boros mengeluarkan uang. Bahkan secara global, boros energi juga
berakibat pada semakin cepat habisnya cadangan energi kita. Jika habis maka apa
yang akan terjadi? Memikirkannya saja sudah ribet, apalagi bila memang benar
hal itu terjadi.
Tidak hanya
soal harga energi yang semakin mahal, tidak hanya uang dan uang. Energi yang digunakan
terlalu boros juga berdampak pada penurunan kualitas lingkungan. Pemanfaatan
energi memiliki hubungan yang sangat jelas bagi kita bahwa dari hasil
pembakaran materi-materi penghasil energi, akan menghasilkan materi-materi baru
yang berbahaya bagi lingkungan bila melebihi ambang batas. Kita sudah tidak
asing lagi dengan gas rumah kaca dan efek yang ditimbulkannya. Para ahli
memiliki keyakinan yang amat tinggi bahwa semakin besarnya emisi gas rumah kaca
di atas bumi maka semakin memicu pemanasan global, ujung-ujungnya akan terjadilah
perubahan iklim signifikan. Nah, kembali lagi ke pemborosan energi. Semakin kita
boros energi maka lingkungan akan semakin buruk, kualitas kesehatan semakin
menurun, dengan makna lain kemiskinan telah menunggu kita semua. Hemat (Energi)
Pangkal Kaya, Percayalah!
Di bawah
ini marilah kita simak beberapa hal sederhana tentang penghematan energi. Saya
yakin hal ini dengan mudah dapat kita lakukan untuk menghemat energi dalam
kehidupan sehari-hari.
Pertama. Gunakanlah
lampu listrik di rumah dengan cerdas. Hidupkan lampu listrik bila hari memang
sudah benar-benar gelap. Sangat sering kita melihat banyak orang menghidupkan
lampu di dalam rumahnya pada pukul setengah 6 sore hari, padahal hari masih
terang, belum begitu gelap. Seluruh lampu listrik di seantero rumah dihidupkannya.
Perilaku ‘bodoh-energi’ ini tanpa sadar sudah membudaya di tengah-tengah
masyarakat kita. Kemudian pada pagi harinya, sebaiknya matikanlah lampu secepat
mungkin. Apabila hari sudah mulai sedikit terang, matikan! Jangan tunggu hingga
matahari utuh menyinari bumi, barulah lampu listrik dimatikan. Perbuatan
menunda mematikan lampu itu juga ‘bodoh-energi’. Berlombalah untuk mematikan
lampu listrik pada pagi hari, sepagi mungkin. Jadikanlah ini kebiasaan sehingga
akan menjadi sebuah budaya.
Kedua.
Biasakan hidup hangat. Jangan menggunakan kipas angin atau AC secara berlebih
jika memang tidak terlalu dibutuhkan. Kita seringkali mendapatkan orang yang
sengaja bernyaman-nyaman dengan hawa dingin. Sedikit saja panas, AC dihidupkan.
Tidak tanggung-tanggung, suhunya di bawah 200 C. Bila merasa sedikit
saja hangat, denga cepat kipas angin dihidupkan dengan kecepatan super. Kalau
perlu, mungkin orang tipe ini lebih baik sekalian saja tinggal di kutub utara,
atau jika ada teknologi kulkas terbaru yang bisa menampung manusia, akan lebih
baik jika ia tinggal di dalam kulkas itu. Untuk berhemat energi, mari biasakan
hidup hangat. Hangat itu menyehatkan tubuh. Berlama-lama di dalam kondisi
dingin akan mempercepat penuaan.
Ketiga. Berwudhu
itu prinsipnya bukan mandi! Kita kadang melihat orang berwudhu terlalu lama,
entah 5 sampai 10 menit. Bayangkan berapa banyak air yang mengucur dari kran
air selama waktu itu? Ingat ya, air itu berkorelasi dengan energi. Air mengalir
karena dipompa, ada energi yang bekerja. Kecuali kalau wudhunya di laut atau di
dalam danau, lima jam pun berwudhu tak masalah. Berwudhulah sekadarnya, prinsip
wudhu itu bukan membersihkan tetapi “menyucikan”. Agaknya di lain kesempatan
kita harus berdiskusi tentang perbedaan kedua perintah itu, “membersihkan”
versus “menyucikan”.
Saya
pikir tiga hal sederhana di atas sudah cukup. Seandainya saja jutaan orang
tersadar dan mengamalkan hal di atas, tentu saja pemborosan dapat dikendalikan.
Habisnya cadangan energi dunia setidaknya dapat kita perlambat. Mari berhemat
dalam menggunakan energi, niscaya kita akan kaya. Negeri yang penduduknya hemat
energi akan membawa kepada kemakmuran. Sekian!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar