SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Kamis, 10 Januari 2013

Ustadz Farhan, Mengenangmu Kembali (Bagian 2)


Ini adalah lanjutan cerita saya tentang almarhum Ustadz Farhan dari postingan sebelumnya: Ustadz Farhan, Mengenangmu Kembali (Bagian 1).

+++++
Dan kemudian terjadilah perkenalan secara lebih dalam, antara saya, akh Taufiq, dan Ust. Farhan. Perkenalan kami sore itu terjadi di bulan Ramadhan. Wajar bila perkenalannya pun seadanya, tidak pajang lebar karena khawatir mendekati maghrib, waktu berbuka puasa. Saya menyampaikan maksud bahwa kami berasal dari sebuah yayasan yang aktif di bidang dakwah kepemudaan di Provinsi Jambi yakni Forum Peduli Remaja Jambi. Beberapa bulan lalu (Mei 2011), alhamdulillah kita telah mendirikan perwakilan FPRJ di Tebing Tinggi. Kedatangan kami ke sini adalah mengajak Ust. Farhan bergabung, mari kita bergerak bersama. Sebagian besar kami adalah karyawan perusahaan, latar belakang ilmu agama sangat sedikit, besar harapan kami jika Ust. Farhan bersedia membantu dan mendukung FPRJ. InsyaAllah dalam waktu dekat kita akan mengadakan kegiatan pesantren Ramadhan di sekolah ini dan sekolah itu (SMA dan SMP YPMM Tebing Tinggi).

Pertemuan kami itu ternyata tidak sia-sia, alhamdulillah, Ust. Farhan bersedia untuk berjuang bersama, Allahu Akbar!

Ust. Farhan bersama seluruh peserta pesantren putra SMA YPMM Tebing Tinggi 
Komitmen Ust. Farhan untuk berdakwah bersama FPRJ terbukti. Beliau hadir sebagai pembicara di dalam agenda Pesantren Taqwa (PESTA) Ramadhan FPRJ Tebing Tinggi. Dengan gaya kalemnya, ia mengajak para remaja peserta pesantren untuk menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan. Tidak lupa, secara khusus, Ust. Farhan menghimbau para muslimah untuk mengenakan pakaian taqwa kemana saja bepergian atau keluar rumah. Di dalam acara itu, Ust. Farhan juga memimpin satu kelompok bina baca Al-Qur’an di pelataran masjid, tempat kegiatan pesantren berlangsung. Saya melihat semangat yang tinggi terpancar dari wajah pemuda yang satu ini. Sembari berdoa dalam hati, “Ya Allah jadikanlah kami bersaudara di dalam barisan dakwah di jalan-Mu, amin”.

Ust. Farhan bersama adik-adik peserta bina baca Al Qur'an
Selain mengisi pesantren Ramadhan FPRJ, Ust. Farhan juga pernah menemani saya berbuka  puasa dengan adik-adik mentoring dari SMA YPIU Tebing Tinggi. Saya meminta beliau menjadi pembicara lagi di dalam agenda ifthar (buka puasa) tersebut. Alhamdulillah, saya semakin akrab dengan beliau. Bahkan saya juga sudah berencana dan mengutarakan pada beliau bahwa insyaAllah ba’da Ramadhan ini akan ‘privat’ dengan Ust. Farhan untuk belajar bahasa Arab. Maklum saja, bahasa Arab saya baru sekadar ‘ngucapin “afwan wa syukran”, “ana dan antum”, hehe. Meski demikian, saya juga tetap bersyukur bisa mengucapkan kalimat berbahasa Arab (Al Qur’an-red) sedikit lebih fasih dari pada tidak sama sekali, ya, dari pada tidak sama sekali.

Ust. Farhan sedang menyampaikan taushiyah saat ifthar jama'i 

Hari terus berganti hingga suatu waktu seusai Ramadhan, saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah ke jenjang magister. Sebelumnya saya berniat untuk melanjutkan ke ITB (Bandung) pada pertengahan tahun 2012, dengan catatan bahwa saya harus mengundurkan diri dari pekerjaan sebagai karyawan perusahaan Sinar Mas pada bulan Mei 2012. Namun ternyata kehendak untuk segera kuliah tidak terbendung lagi, apalagi setelah melihat akh Taufiq yang sanggup mengabaikan waktu istirahat di akhir pekannya karena harus mengejar perkuliahan Sabtu Ahad di Palembang (Universitas Tridinanti). Kalau ke Palembang saja bisa, mengapa ke Jambi tidak? Sehingga saya mengambil keputusan bahwa “Saya kuliah dI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JAMBI”, artinya saya tidak jadi mengundurkan diri dari perusahaan, artinya lagi bahwa saya tetap menjadi penghuni rimba akasia. Melanjutkan perjuangan sebagai aktivis dakwah industri dan aktivis dakwah thulabiyah (kepemudaan).

Kesibukan kuliah dan mungkin bisa disebut sebagai kelelahan, ini membuat kehidupan saya sedikit melalaikan banyak silaturrahim, termasuk dengan Ust. Farhan. Saya sudah jarang menyempatkan waktu untuk berdiskusi dengan beliau, bahkan ketika bertemu di masjid pun (mungkin) lebih sering “say assalamu’alaikum” saja dan berjabat tangan seperlunya. Tidak ada diskusi panjang, tidak ada saling bertanya kabar secara serius, tidak ada juga agenda privat yang saya rencanakan sebelumnya. Pokoknya, saya sibuk, sibuk, sibuk, dan sibuk. Saya baru hari ini tersadar, sepertinya saat itu Ust. Farhan bertanya dalam hatinya: “ada apa dengan bang Jul?”.

Bersambung…

(jika ada informasi yang tidak benar tepat atau kurang tepat terkait almarhum, mohon memberitahukan penulis segera, kontak via komentar atau email langsung ke julhasratman@yahoo.co.uk)

Tidak ada komentar:

8 Tulisan Populer Pekan Ini