Dalam tulisan sebelumnya, saya menulis tentang LOGIKAABU JAHAL, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita dalam menentukan pilihan
berlogika. Apakah kita memilih menggunakan logika kebenaran (Logika Al Haq)
atau sebaliknya, memilih mengikuti logika Abu Jahal. Pada kesempatan ini saya
akan mengupas sedikit saja tentang “Nasihat Abu Jahal”. Sebenarnya nasihat Abu
Jahal yang akan saya sampaikan ini adalah bersumber dari logikanya Abu Jahal
sendiri. Mari simak kelanjutannya di bawah ini.
Abu Jahal dikenal sebagai orang yang senang
mengintimidasi manusia. Ia menakut-nakuti siapapun yang tidak mengikuti
logikanya. Berbagai ancaman diucapkannya agar orang takut untuk berpindah
keyakinan. Tujuan Abu Jahal adalah agar manusia tetap memegang keyakinan nenek
moyang, kesyirikan seperti menyembah berhala, tetap lestari dan kokoh membudaya
di tengah-tengah masyarakat. Abu Jahal tidak ingin manusia masuk ke dalam
ajaran Islam yang suci. Abu Jahal sangat khawatir bila banyak manusia mengikuti
logika kebenaran dan mencampakkan logika Abu Jahal.
Apabila Abu Jahal mengetahui seseorang akan
masuk Islam atau telah masuk Islam, maka Abu Jahal bersegera menyampaikan
nasihat khasnya kepada orang tersebut. Apa butir nasihatnya? Pertama, wahai fulan
mengapa engkau berpindah dari kesenangan menuju kesengsaraan komunitas
minoritas Islam. Tetaplah di sini bersama, kita lebih nyaman dalam keramaian.
Kedua, wahai fulan, tahukah engkau resiko jika menerima Islam? Nanti engkau
akan dimusuhi kaummu. Banyak yang tidak senang denganmu bila mereka mengetahui
bahwa engkau telah menerima Islam. Tetaplah di sini, kita akan saling nyaman
dalam kebersamaan. Ketiga, wahai fulan, apakah engkau tidak takut bila disiksa,
dihina, dicaci, dicemooh, dibunuh, keluargamu terancam, mata pencaharianmu
dipersulit, lantaran engkau berkeyakinan Islam? Sebaiknya tinggalkan sajalah
Islam itu, tidak ada satupun kebaikan di dalamnya, malah engkau ibarat
membuang-buang waktu hidupmu dan membiarkannya dalam kesia-siaan.
Butir-butir nasihat di atas adalah NASIHAT ABU
JAHAL. Saya melihat di zaman modern ini nasihat-nasihat Abu Jahal tersebut juga
sudah banyak kita dengar. Mungkin konteksnya agak berbeda tetapi kontennya
tetap sama. Kalau di zaman Abu Jahal klasik, menasihati fulan agar tidak
menerima Islam. Sedangkan Abu Jahal modern, menasihati fulan agar tidak
menerima komunitas kebaikan yang bersemangatkan Islam. Komunitas yang
memperjuangkan kebenaran Islam agar senantiasa tegak di dalam kehidupan, bisa
saja berwujud organisasi massa atau organisasi politik (parpol).
Abu Jahal modern tidak hanya berasal dari kaum
kuffar dan fasiq saja, Abu Jahal modern bisa saja berwujud dalam pribadi seorang
muslim. Misalnya bila seseorang terjun ke dalam proyek-proyek kebaikan, katakanlah
itu organisasi atau mungkin partai politik yang bernafaskan perjuangan Islam,
maka Abu Jahal modern akan segera turun bicara seraya berpidato menyampaikan
nasihatnya. Apa nasihat Abu Jahal modern? Butir nasihatnya juga tidak jauh
berbeda dari butir nasihat Abu Jahal klasik. Pertama, hei bro, ngapain kamu
pusing-pusing berorganisasi atau berpartai politik, nambah-nambah kerjaan saja.
Lebih baik kayak saya, fokus mikirin masa depan dan hidup dalam ketenangan.
Kedua, hei bro, ngapain kamu ikut-ikutan berorganisasi atau berpartai politik,
nanti bakalan dibenci orang lho, banyak yang nggak senang dengan itu
organisasi, apalagi berpartai, nanti kamu dimusuhi, tidak diterima lagi oleh
masyarakat di sekitarmu, politik itu kotor! Lebih baik kayak saya, hidup yang
lurus-lurus saja, netral tanpa afiliasi dan keberpihakan. Ketiga, hei bro,
apakah kamu tidak takut bila nanti ketahuan atasan karena ikut ngedukung parpol
atau ketahuan ikut organisasi yang gak jelas itu, organisasi Islam radikal yang
bisa-bisa dituduh teroris, bakalan kena PHK dah (bagi pegawai), bakalan
diasingkan tuh oleh masyarakat (bagi warga), nanti kehidupanmu tambah susah.
Bahaya! Mending kayak saya aja, hidup nyaman dan tetap on the track alias tidak
ikut organisasi dan tidak mendukung parpol. Baik parpol nasionalis maupun
parpol Islamis, itu sama aja bohong. Mana ada orang berpartai karena Allah,
semua politikus itu pembohong!
Nasihat Abu Jahal modern bukan sekali dua kali
terdengar di sekitar kita. Mari hidup nyaman, tanpa susah, tetap tenang tanpa
kesibukan. Memikirkan umat Islam adalah omong kosong, itu hal sia-sia yang
diada-adakan saja. Lebih baik fokus ibadah buat persiapan ke surga. Tekun dan
lebih giat saja untuk mengaji, itu cukup. Rajinlah dhuha, tahajud, dan tilawah,
sudah lebih dari cukup. Perbanyak infaq dan sedekah, insyaAllah jalan ke surga
akan semakin mulus ibarat jalan tol. Inilah nasihat Abu Jahal modern. Nasihat
Abu Jahal modern agar setiap manusia tidak lagi menjadi pendukung komunitas
kebaikan. Agar manusia tidak lagi memikirkan urusan umat Islam. Agar umat Islam
semakin lemah dan terperdaya karena dipimpin oleh orang-orang kafir atau
orang-orang yang pemahaman Islamnya rendah. Hindarilah berpolitik atau sekadar
mendukungnya jangan! Itu sia-sia. Demikianlah nasihat Abu Jahal modern, tidak
kalah unik dengan Abu Jahal klasik.
Semoga tulisan ini bermanfaat. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar