SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Kamis, 26 Juli 2007

Menjadi Mentor yang Bersahabat

Saat ini berbagai macam kegiatan pembelajaran Islam sedang menerapkan sistem mentoring. Di kampus, sekolah, masjid, pesantren atau dimana pun lokasi pembelajaran Islam di penjuru negeri ini sedang giat-giatnya menerapkan sistem ini.

Sistem mentoring ini sering disamakan dengan sistem micro teaching yang sedang diterapkan di negara-egara maju. Istilah ini ditemukan dalam ilmu pedagogik barat yang berarti sebuah kelompok atau grup kecil yang mengadakan suatu proses pembelajaran. Satu kelompok terdiri dari beberapa orang (umumnya 5 – 20 orang, tetapi efektif bila 5 – 12 orang). Kelompok ini dipimpin oleh satu orang yang memiliki kapabilitas untuk menjadi fasilitator proses pembelajaran di dalamnya. Apapun namanya… terserah. Metoda proses pembelajaran seperti itu sebenarnya telah dicontohkan oleh Rasululah kepada para sahabat pada zamannya.

Dalam sistem mentoring dikenal adanya mentor dan mentee. Mentor hanya satu orang dan berperan sebagai pemimpin sekaligus sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Mentee merupakan peserta mentoring yang akan menjadi pembelajar utama di dalam kelompok tersebut, namun tidak pula menjadi aturan bahwa mentor bukanlah pembelajar dalam sistem mentoring tersebut.

Bila anda secara tidak sengaja atau sengaja terpilih mentor. Ataupun berkenginan kuat menjadi mentor maka ada beberapa hal yang perlu anda diperhatikan. Di sini permasalahannya adalah sistem mentoring menghendaki kapabilitas penuh dari anda untuk menjadi mentor yang terbaik sehingga proses mentoring berlangsung lancar dan terkendali. Ketika anda menjadi mentor, anda pun ingin menjadi mentor yang bersahabat bagi mentee-mentee anda. Tujuannya agar proses interaksi di dalam proses mentoring berjalan efisien dan efektif. Dengan demikian orientasi dari pelaksanan mentoring pun tercapai. Berikut ini beberapa tips yang dapat penulis bagi kepada anda berdasarkan pengetahuan dan pengalaman penulis yang sangat sedikit.

Pertama, jadilah pelayan bagi mentee-mentee anda. Seorang pelayan atas segala kebutuhan mentee, minimal sebagai pelayan selama proses mentoring berlangsung. Layanilah dengan setulus hati. Pelayan yang berprestasi adalah pelayang yang sangat respon atas setiap kebutuhan orang-orang yang akan dilayaninya. Dan itulah anda!

Kedua, lakukanlah interaksi sekufu. Jangan lahirkan sebuah sikap yang menyatakan bahwa anda lah yang terbaik di hadapan mereka. Mentee anda tidak sekufu dengan anda. Anggapan atau pemikiran-pemikiran inilah yang justru akan melemahkan anda sehingga vonis mentor tak bersahabat di jatuhkan pada diri anda. Cara jitu berinteraksi dengan mentee anda adalah dengan berinteraksi sesuai dengan kemampuan akal, jiwa, dan bahasa mereka. Inilah yang penulis maksudkan dengan interaksi sekufu.

Ketiga, seorang mentor harus menjadi time adaptor yang baik. Mentor dituntut mampu menyesuaikan diri dengan mentee-menteenya dalam hal jadwalnya. Jangan sampai mentor sendiri tidak hadir dalam pelaksanaan mentoring dengan alasan kesibukan kepada mentee. Inilah mentor yang sok sibuk! Bukan mentor yang bersahabat…

Keempat, basyiran wa nadziran. Basyiran adalah kabar gembira sedangkan nadziran adalah peringatan. Kabar gembira harus didahulukan dari pada peringatan, bukan sebaliknya. Interaksi verbal antara mentor dengan mentee harus memperhatikan tahapan (marhalah) pembelajaran. Basyiran dulu, baru nadziran…

Kelima, lakukan gesekan artistik. Gesekan artistik adalah gesekan yang mengandng kelembutan, keindahan, dan sebagainya. Satu contoh yang menarik adalah ketika seorang petani klasik ingin mengubah padi menjadi beras, apa yang harus dilakukannya? Ya! Benar, petani tersebut akan menumbuk padi dengan menggunakan alat yang didesain sedemikian rupa. Tumbukannya seperti apa? Kuat atau perlahan? Petani tersebut menumbuk padi dengan perlahan sebab jika terlalu kuat menumbuk maka bukan beras lagi yang dihasilkan melainkan bentuk serbuk beras. Hancur jadinya! Nah inilah yang penulis maksud dengan gesekan artistik. Gesekan artistik ini harus berkesinambungan sebagaimana petani menumbuk dengan perlahan…

Kelima tips di atas sebenarnya sangat berhubungan satu sama lain. Menjadi mentor yang bersahabat tidak hanya mengandalkan ilmu di atas. Masih banyak lagi selain lima tips di atas. Akan tetapi minimal dengan mengamalkan tips di atas, anda mampu menjadi mentor yang bersahabat. Selamat…

Tidak ada komentar:

8 Tulisan Populer Pekan Ini