Sahabatku sekalian, inspirasi judul tulisan ini penulis dapatkan dari pesan seorang saudara (walaupun jhd belum begitu terlalu kenal beliau, yang penting bagi jhd bahwa beliau memiliki karya yang layak mendapat apresiasi dari siapa saja, barakallahu lahu)
Penulis beranggapan bahwa kalimat di atas perlu dikembangkan sebagi motivasi bagi kita untuk terus beramal islamiy. Ingat, seorang da’i adalah pelayan dan pemberi manfaat bagi orang-orang di sekitarnya. Sepintas perlu kita meng-kaji ulang lagi tentang muwashshafat ‘nafi’un lighairih’…dst.
Teruskan berkarya dan memberikan manfaat. Sesungguhnya karya terbaik yang harus kita persembahkan adalah karya yang memenuhi standar kualitas. Karya yang diharapkan adalah karya yang konkrit, aplikatif dan solutif. Konkrit berarti tidak maya atau imajiner. Aplikatif artinya dapat digunakan secara langsung tanpa berhadapan dengan segudang teori-teori yang semakin meperburuk kejelasan. Solutif bukan problematif. Kehadiran karya-karya kita harus mampu menjadi pemberi solusi alternatif di tengah problema yang sedang ada. Bukan malah menambah-nambah masalah.
Sahabat, karya dan manfaat tidak boleh dipisahkan. Karya yang tidak bermanfaat adalah karya yang tidak mengikuti pola karakter karya terbaik seperti yang telah penulis paparkan di atas. Karya yang terpisah dari manfaat adalah karya yang sangat jauh dari standar kualitas itu sendiri. Karya yang seperti itu tidak konkrit, tidak aplikatif dan diyakini sebagai problem maker. Dipastikan tidak dapat memberikan manfaat. Sebagai da’i yang menyeru ke jalan Allah dan telah mengaplikasikan karakter da’i (muwashshafat) minimal ‘nafi’un lighairihi’ ke dalam hidupnya, maka sudah barang tentu karya-karya yang dihasilkannya akan memberi manfaat bagi sekitarnya.
Sahabat, ingatlah bahwa karya terbaik kita sedang dinantikan oleh umat ini…Teruslah berkarya, siapapun antum, apapun karya antum, utamanya adalah karya yang bernuansa perbaikan dan pelurusan. Penulis masih ingat tentang kata-kata ikhwah kita, Dr. Nurul Taufiqu Rochman (Pakar Nanoteknologi – LIPI FISIKA, telah memiliki kurang lebih 8 (delapan) hak paten), Ahad, 30 Juni 2007. Di sela-sela obrolan malam di ruang kerjanya di gedung LIPI PUSPIPTEK, keluar kata-kata yang patut kita ambil bersama manfaatnya. Beliau mencontohkan tentang karya nanoteknologi yang sedang dan akan digelutinya ternyata sedang dipertimbangkan oleh DepDikNas RI untuk dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nasional. Karya beliau mengantarkan perbaikan dan perubahan yang konkrit, aplikatif dan solutif terhadap dunia pendidikan Indonesia. Pesan Dr. Nurul (secara tersirat penulis peroleh), tunjukkanlah karya antum terlebih dahulu agar dunia tahu bahwa siapapun kita mampu berkarya. Ketika mereka telah mengenal karya yang telah kita ukir maka mereka melahirkannya dalam bentuk apresiasi. Apresiasi itu akan berwujud permintaan karya lanjut yang selanjutnya boleh jadi dan insya Allah menjanjikan sebuah perubahan.
Perlukah kita diakui sebagai orang yang telah berkarya. TIDAK PERLU! Banyak orang-orang yang tidak terkenal memiliki karya terbaik di zamannya, hingga sekarang masih dinikmati oleh umat manusia. Sebaliknya, pengalaman penulis tentang orang-orang yang mengaku dirinya sebagai orang yang berkarya akhirnya ‘kerepotan sendiri’ mempertanggungjawabkan karyanya. Mereka mengaku sebagai orang-orang yang berkarya namun karya-karya mereka bukan manfaat melainkan kezhaliman yang turun temurun bagi sekitarnya. (Maaf, tidak bermaksud menyinggung golongan karya zaman orba…). Disini penulis bermaksud bahwa menjadi orang yang dikenal karena karya bukanlah orientasi utama. Ada yang lebih penting dari itu yakni MANFAAT.
Teruskan berkarya dan memberi manfaat. Sahabatku, sebenarnya pembahasan tentang ‘kalimat’ karya dan manfaat bukanlah pembahasan sepele dan tidak hanya berakhir sampai di sini saja. Hanya dengan karya ada manfaat. Sebuah manfaat berawal dari karya. Penulis merasa bahwa tulisan ini hanyalah secuil motivasi kepada kader dakwah untuk berkarya sejauh mungkin, jauh dan lebih jauh lagi. Show the world that we (Ikhwan & Akhwat) can be…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar