SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Minggu, 08 Juli 2007

PERSEPSI KITA TENTANG SAINS ISLAM

Terlihat di gambar : Acara Diskusi Sains Islam "Be A Moslem Scientist" yang diadakan oleh Forum Studi Islam FMIPA UNAND (PUSKOMWIL 1 JRMN) dalam rangka MILAD & MUSYTA. Acara dilaksanakan di Ruang Seminar Jurusan Fisika FMIPA UNAND, Sabtu 12 Mei 2007.
Pembicara dari kanan : Kurniadi Ilham, M. Si (Materi Proses Penciptaan Manusia)- Prof. Dr. Hj. Rahmiana Zein, M. Sc (Materi Kromatografi Manusia vs Malaikat)- Wildian, M. Si (Materi Penciptaan Alam)- Budi Rudianto, M. Si (Materi Fiqh Tafakkur).
Acara dimoderatori oleh JHD, pemilik webblog ini (Kimia 04).


PERSEPSI KITA TENTANG SAINS ISLAM
Di dalam melaksanakan program program dakwah syiar berbasis sains islam, kita mengenal adanya istilah islamisasi sains dan syiar sains islam. Pada dasarnya kedua istilah tersebut memiliki maksud dan tujuan yang dekat yakni berorientasi kepada islam semata. Namun pada aplikasinya kedua istilah ini dapat kita deskripsikan secara makna.

Islamisasi sains adalah upaya untuk memasukkan tatanan nilai-nilai dan hukum islam ke dalam ilmu sains. Nilai dan hukum tersebut merupakan penerjamahan dari konsep aqidah, syari;ah, dan akhlaq seorang muslim. Sebagai dampaknya adalah adanya proses islamisasi terhadap subjek sains itu sendiri, dalam hal ini dimainkan oleh calon-calon ilmuwan (baca : mahasiswa sains) dan ilmuwan yang sedang meniti karirnya di bidang sains. Di dalam kehidupan sehari-hari, program dakwah islamisasi sains telah ada di sekitar kita. Adanya bantahan-bantahan terhadap Darwin tentang teori evolusinya merupakan salah satu contoh upaya kita untuk mengislamkan sains, khususnya ilmu biologi.

Adapun peranan mahasiswa sains (aktifis dakwah syiar islam) seharusnya mampu menerapkan upaya-upaya islamisasi sains di dalam setiap program dakwahnya. Sungguh masih banyak lagi konsep-konsep sains yang sangat jauh dari nilai-nilai aqidah selama ini masih dicantumkan dalam kurikulum ilmu sains. Hal ini membutuhkan sentuhan tangan para aktifis dakwah syiar islam untuk mengishlahnya menjadi lebih islami.

Upaya islamisasi sains harus diimbangi dengan kegiatan syiar sains islam. Apa beda keduanya? Jika islamisasi sains bertujuan melahirkan konsep dengan wajah yang baru sedangkan syiar sains islam bertujuan mensosialisasikan yang sudah ada. Ruang lingkup kegiatan syiar sains islam adalah segala upaya tarbiyah terhadap umat (pihak-pihak yang memanfaatkan sains dan atau berhubungan dengan sains) yang berorientasi pada ajakan persuasif untuk berpikir ilmiah. Di samping itu syiar sains islam berupaya pula untuk menyebarkan nilai-nilai keindahan dan hikmah ajaran islam yang dikaitkan dengan fakta ilmiah modern.

Satu hal yang perlu kita dudukkan ialah dalam memahami sains islam kita tidak dituntut untuk mengaitkan setiap fenomena sains dengan Al Qur’an. Akan tetapi yang seharusnya adalah sebaliknya. Al Qur’an bukanlah kitab ilmiah karena istilah ilmiah hanya berlaku pada karya-karya manusia. Karya manusia dikatakan ilmiah apabila teori hasil karya manusia tersebut dapat diuji kebenarannya oleh manusia itu sendiri. Jika kita beranggapan bahwa Al Qur’an adalah kitab ilmiah makan itu berarti kita telah terjerumus pada keyakinan yang menyamakan bahwa Al Qur’an sama dengan hasil karya manusia. Lalu bagaimana persepsi kita? Al Qur’an bukan kitab ilmiah. Persepsi yang benar adalah bahwa Al Qur’an itu merupakan kalamullah (perkataan Allah) yang mengajak setiap manusia untuk senantiasa berpikir ilmiah. Al Qur’an mengajak kita untuk berjiwa dan bersikap ilmiah terhadap segala sesuatu yang ada di alam raya. Al Qur’an bukan kitab ilmiah namun berupa kitab yang mengatur hubungan antara khaliq dengan makhluq-Nya secara ilmiah serta hubungan antara satu makhluq dengan makhluq yang lainnya. Persepsi yang terakhir ini adalah persepsi seorang mukmin yang sejati.

Dewasa ini, program-program dakwah syiar sains islam sangat sedikit kita temukan. Ada suatu kekhawatiran bagi kita bersama apabila nantinya program-program kontra-islam akan lahir ke permukaan dan menghancurkan semua tatanan yang sedang kita bangun. Untuk itu marilah kita menyamakan persepsi dan berusaha memberi kemampuan terbaik kita demi kejayaan islam melalui tangan-tangan para aktifis muslim sains.

Sebuah harapan yang telah menerbitkan nur baru dan menerangi segala ruang dunia sains saat ini, yaitu dengan lahirnya Jaringan ROHIS MIPA Nasional (JRMN). JRMN adalah wadah untuk mempersatukan persepsi dan aksi setiap mahasiswa aktifis dakwah sain islam di seluruh nusantara. Harap-harap cemas memang ada, karena JRMN masih bayi, merangkak menuju kedewasaan tidaklah mudah. Walaupun demikian, sudah tentu kita (ADK-FMIPA) akan memberi dukungan yang terbaik bagi JRMN.

Tidak ada komentar:

8 Tulisan Populer Pekan Ini