Satu, dua, empat, delapan, dan seterusnya. Memang secara bertahap tapi hasilnya sama hebatnya. Seiring dengan cepatnya perhitungan deret ukur bahkan melebihi dari itu. Mereka melancarkan berbagai upaya licik dalam menghadapi umat islam secara sangat gampang. Tentu saja mereka bertujuan untuk menghancurkan umat Muhammad tersebut, karena mereka tidak akan pernah senang sebelum umat itu mengalami kehancuran . Bahkan mereka juga turut menikmati berbagai perang yang mereka lancarkan kepada kaum ini sembari meneruskan perjuangan biadab mereka.
Suatu hal yang perlu kita ingat bahwa bangsa kita adalah basis umat Muhammad terbesar di dunia. Hal ini bukanlah secara kebetulan tetapi tentunya memerlukan proses perjuangan dari para pendahulu kita. Patut diingat bahwa itu semua merupakan perjuangan keras dari para pendahulu kita di negeri ini, akan tetapi segala sesuatu itu juga merupakan ujian illahi bagi bangsa ini. Selain itu, satu hal yang menjadi pertanyaan adalah mengapa bangsa ini masih terus menerus berada di ambang kehancuran moral dan segala aspek kehidupan lainnya. Tentu saja tanpa sebab yang ada maka akibatpun tidak ada. Hal itu pasti ada faktor penyebab yang sangat kokoh tersusun rapi. Apakah penyebabnya? Lebih baik kita teruskan saja bacaan ini dahulu. Percaya atau tidak, sebenarnya umat muhammad di negeri ini sedang berada dalam bahaya yang sangat besar. Apa? Gimana sih? Lho, kok?. Itulah sedikit pertanyaan dari umat muhammad yang terkejut dengan perkataan ‘Bahaya’ tadi. Dan juga merupakan proses kecil dalam membangunkan mereka dari tidur lelap sepanjang jalan. Mungkin dengan dijawabnya pertanyaan-pertanyaan tersebut mampu membuat hati-hati yang membantu menjadi lunak kembali. Mungkin dengan bangunnya umat Muhammad yang lama tidur di pangkuan ibu pertiwi menjadi tersadar bahwa jiwa-jiwanya sedang terancam bahkan banyak yang terjerumus ke dalam lembah kerugian. Bahaya yang sudah sekian lama mengincar negeri ini seharusnya kita ketahui penyebabnya. Sehingga dengan adanya keterangan yang jelas tentang penyebab itu maka dengan mudah kita dapat menemukan solusi yang tepat untuk menghentikan ancaman/bahaya tersebut. Sesungguhnya bahaya itu muncul dari disertasi seorang professor politik di Amerika yang bernama Samwell. Ia menjelaskan melalui disertasinya bahwa kemenangan Amerika dalam perang dingin (Cold War) yang terjadi antara Amerika dengan Unisoviet adalah kemenangan melawan musuh yang masih dalam tahap awal. Sebenarnya Amerika dan sekutu-sekutunya masih memiliki musuh terbesar. Musuh terbesar itulah tak lain dan tak bukan adalah Islam yang sering mereka sebut dengan istilah mohammadanism. Pengikut Muhammadlah yang menjadi musuh utama mereka dan merekapun telah menemukan basis Islam terbesar di dunia. Tanpa perlu diselidiki lebih lanjut, sudah jelas bahwa basis Islam terbesar di dunia adalah
Satu hal yang paling menarik untuk diketahui adalah salah satu strategi mereka yang menyerang budaya bangsa ini. Sudah begitu banyak korban yang berjatuhan dengan adanya perang menggunakan strategi ini. Akan tetapi cara mereka sangat halus. Dimulai dari hal-hal yang kecil sampai ke masalah yang membutuhkan pemikiran tingkat tinggi. Mengapa? Karena strategi ini sangatlah kompleks dan ampuh. Keampuhannya telah teruji sangat baik. Banyak korban dari umat muhammad yang menjadi budak mereka. Mereka menjadikan umat Muhammad yang mayoritas ada di negeri ini sebagai subjek sekaligus objek perang mereka. Sungguh sangat licik dan terstruktur dengan rapi. Strategi yang mereka lancarkan dalam bidang budaya ini patut kita cermati lebih lanjut. Strategi perang dalam bidang budaya ini mereka lakukan melalui semangat Triple F yang berkobar. Semangat Triple F tepatnya adalah Fun (hiburan), Fashion (pakaian), dan Food (makanan). Dengan semangat triple F ini mereka memainkan siasat perang mereka dengan cara memasuki arena berpikir setiap generasi muda di negeri ini, generasi muda Islam. Generasi muda umat Muhammad menjadi korban penindasan perang ini. Saudara- saudara kita yang masih seusia dengan kita menjadi budak-budak triple F yang mereka rancang.
Dewasa ini sudah merupakan kewajaran ketika salah seorang remaja muslim ditanya tentang agenda utama malam ini maka dengan serta merta tanpa sedikit rasa bersalah, langsung menjawab 'nonton sinetron, acara 'ghibah' ataupun beragam hiburan lain yang bisa dengan mudah didapatkan melalui tayangan-tayangan televisi. Perang zaman sekarang ternyata memiliki medan perang yang sangat luas. Medan perangnya ternyata masuk ke rumah-rumah keluarga muslim, masuk ke kamar dan menutupi semua celah-celah keislaman umat Muhammad tadi secara kaffah (menyeluruh). Musik-musik yang diwadahi oleh ajakan nafsu, syair-syair lagu yang mengandung materi zina bukan lagi menjadi masalah bahkan musik-musik seperti inilah yang paling laris di negeri umat Muhammad saat ini. Tampaknya hal ini masih menjadi fenomena yang terus didiamkan tanpa perhatian serius dari seluruh umat Muhammad di negeri ini. Bukan menjadi suatu keanehan apabila shalat fardhu ditinggalkan begitu saja hanya semata-mata karena keasyikan menonton TV dan sebagainya alasan-alasan klasik lainnya. Dan inilah salah satu dampak nyata dan sekaligus merupakan suatu bukti bahwa triple F adalah strategi perang yang dirancang oleh bangsa syaithoni. Apa jadinya apabila seluruh generasi muda islam di negeri ini menjadi budak-budak AFI, budak-budak KDI, atau budak-budak tayangan lain. Perlahan namun pasti, kita harus rela menunggu kehancuran umat ini.
Satu lagi yang perlu diingat bahwa subjek dan pelaku adalah sama. Mereka memanfaatkan umat Muhammad sendiri sebagai tentara-tentara dalam perang pemikiran ini untuk menjerumuskan umat Muhammad pula. Dimulai dari produser acara hiburan sampai personal selebritis yang mereka pasarkan adalah sebagian besar umat Muhammad sendiri. Selanjutnya yang menjadi korban adalah umat Muhammad sendiri. Tampak bahwa hal ini lagi-lagi merupakan taktik perang mereka dan sepertinya tidak banyak dari umat Muhammad di negeri ini yang menyadari hal ini.
Selain satu dari triple F di atas, ada lagi yang tidak kalah menarik yang menjadi fenomena ‘wajar’ di negeri ini. Hampir tak dapat di bedakan lagi antara muslimah dengan perempuan-perempuan penganut agama lain. Aurat yang nampak dengan sengaja tampaknya bukan lagi menjadi kasus yang menjadi keanehan lagi. Semuanya dianggap biasa. Contohnya saja perempuan non muslim yang menampakkan auratnya juga ditiru oleh muslimah sendiri. Bagian tubuh yang merupakan aurat semisal rambut, (maaf) pangkal paha, hingga bagian-bagian tubuh lain yang mengundang gairah seksual tidak lagi menjadi permasalahan. Dari sini kita ketahui bahwa taktik perang ini sangatlah halus merasuki jiwa-jiwa muslimah Indonesia. Tidak sedikit saudara perempuan kita mengalami krisis identidas sehingga malu atau segan menunjukkan identitasnya sebagai muslimah. Hal ini terjadi karena pengaruh-pengaruh pemikiran yang merupakan dampak langsung dari strategi triple F. Melalui pakaian (fashion), mereka berusaha menghancurkan keislaman seorang muslimah yang seharusnya menutup auratnya malah membiarkannya terbuka begitu saja. Memang secara sepintas kita menyalahkan muslimah yang tidak berjilbab atau masih membuka auratnya. Akan tetapi kita perlu menelusuri secara cermat faktor utama dari masalah tersebut. Sebenarnya hal ini terjadi karena pengaruh-pengaruh dunia selebritis. Mana ada seorang selebritis yang sanggup menutup auratnya dengan sempurna, jangan-jangan nanti dia ‘nggak laku’. Misalnya saja gaya berpakaian Madonna yang ditiru oleh Agnes Monicca, lalu ditularkan ke dalam negeri ini melalui perantaraan media massa. Hal inilah yang secara tak langsung menciptakan paradigma yang baru bahwa seseorang yang ingin menjadi selebritis sekelas Madonna dan Agnes Monicca di Indonesia harus berpakaian ala syetan. Sehingga dengan ini maka seluruh penggemarpun yang nota bene sebagian besar muslimah akan berduyun- duyun mengikuti pola pikir seperti itu demi sang idolanya. Kacau sekali… sungguh! Bahkan lebih dari itu.
(Bersambung...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar