Sahabatku, sambil menunggu ide baru untuk menulis…Pada edisi ini ana akan menerbitkan tulisan yang “pernah” ana tulis dalam dokumentasi/lembaran kumpulan tulisan pribadi (belum pernah dipublikasikan). Tulisan ini ditulis pada tanggal 17 Februari 2007. Silakan dibaca…
Dalam keheningan malam, sungguh, surat ini ditulis. Bukan sengaja untuk bangun malam atau keinginan menyepi di dalam larutnya kesunyian malam gelap, tetapi suatu ketidaksengajaan telah membangunkan tidur lelapku. Di dekat meja belajar di kamar Wisma IQRA FMIPA UNAND, hanya irama jangkrik malam yang terdengar meribut mengganggu gendang telingaku.
Hanya sekedar ingin berdiskusi dengan jiwa dan luapan pikiran jemu. Ingin daku tuang segala sesak di kalbu rindu ke dalam wadah kosong tak teraba. Harap cemasku, semoga ada jawaban untuk menyembuhkan sesak dan jemuku itu.
Di balik susunan kalimat retorika pengantar surat ini, kutahu dikau sedang menunggu kapan saatnya curhat jiwaku muncul dalam lembaran ini. Jangan ditunggu, inilah curhat jiwaku itu…
Saudaraku seperjuangan, sahabat qur’aniku, sahabat pengantar jiwaku menuju peraduan abadi, jannatullah… Insya Allah, Allhumma Amin…
Kiranya lembaran tulisan ini akan menjadi saksi di antara kita di akhirat kelak. Ia akan bercerita kelak tentang kisah persaudaraan kita, interaksi jiwa-jiwa ukhrawi kita semasa di dunia…Kepadanya kita dengar kejujuran berarti yang mampu meniupkan aroma surga di hadapan hidung kita di akhirat nanti, bahkan lebih dari itu. “Akhiy, sungguh diri ini sangat menyayangi dan mencintaimu karena Allah semata…semoga ukhuwah ini akan berlanjut hingga Allah mempertemukan kita kembali di jannah-Nya kelak…”. Sebait kalimat yang pernah terungkap itulah harapan kita nantinya…
Benar! Saat teriakan kecil itu meresap di dalam kalbuku, terasa olehku ada dengungan cinta suci yang mengisi setiap saat kebersamaan kita. Jamaah ini adalah takdir kita, akhiy… Ku tahu ini berat tapi tak seberat Rasul menanggungnya dahulu… Ku tahu ini sunyi tapi tak sesunyi neraka ciptaan Allah
Sahabatku, semoga kita mampu mewujudkan ukhuwah impian. Ibarat ukhuwah yang pernah tercatat dalam sirah Rasul dan Sahabatnya. Diri ini hanya mampu mengirim sebuah lantunan do’a…Ya Allah, kekalkanlah persaudaraan kami dalam jama’ah dakwah ini, muliakanlah kami janji-Mu bagi orang-orang yang saling mencintai karena-Mu
Saudaraku, semoga kalimat demi kalimat di dalm surat ini mampu menjadi amal shalih bagi kita dalam menyuburkan persaudaraan yang hakiki.
(Ditulis di Padang, 17 Feb 2007, dipublikasikan via NET di Tangerang, 4 Juli 2007)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
8 Tulisan Populer Pekan Ini
-
Jika sebuah judul sebuah tulisan berbentuk kalimat tanya maka otomatis isi tulisannya adalah memberi jawaban. Ini tentang pilihan antara ...
-
Saya akan mencoba menjelaskan perbedaan antara AUDITEE, GUIDE, AUDIT TEAM dan OBSERVER di dalam dunia audit sistem manajemen. AUDIT...
-
Ini adalah catatan kesimpulan saya (untuk sementara) tentang beberapa pengertian kata-kata yang umumnya digunakan dalam kehidupan ilmia...
-
Saya yakin banyak di antara kita yang menyukai murattal. Irama yang mudah diikuti. Tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Bacaan ini...
-
Pengantar Sudah menjadi kewajiban setiap perusahaan menyelenggarakan pelatihan dan edukasi internal Sistem Jaminan Halal (SJH) setida...
-
Pengantar Beberapa isi tulisan ini saya kutip dari Wikipedia Indonesia, dimana saya juga bergabung sebagai salah seorang Kontri...
-
Tidak terasa waktu yang begitu cepat berlalu, tahun yang sebentar lagi berganti mengingatkan saya akan hal ini bahwa saya telah memasuki...
-
Pergerakan dakwah di era ini membutuhkan energi yang harus ditingkatkan. Energi dakwah itu terletak pada kader-kadernya terutama secara ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar